sumber gambar: google.com
Aku lihat diutara, mereka memakai seragam merah putih
tanpa memakai sepatu
Senyum manisnya hapuskan kelam masa depan
Dalam bayangnya dia cium tangan bapak ibu
Tapak demi tapak ia lalui, dari jalan becek, jembatan
putus, hingga sungai deras, tak lantas membuat mereka bertekuk lutut pada
keadaan
Aku lihat dibarat, mereka memakai seragam celana biru
tua dan atasan putih, turun dari mobil ya....tanda anak mapan!
Selesai pelajaran kulihat diwarung-warung pojok
sekolah, ia pegang lisong diantara telunjuk dan jari tengah
Sembari tangan kirinya memegang minuman berwadah
plastik berwarna agak kecoklatan, perlahan ia minum pakai sedotan
Raut wajah gembira setengah gelisah kuperhatikan, sama
seperti bapak-bapak di kampungku setelah meneguk sebotol iceland
Ditimur aku lihat mereka memakai celana panjang biru
muda, masih sama atasan putih kadang juga bervariasi kotak-kotak.
Keluar sekolah ku lihat ia keluarkan semacam parang,
Dijalan-jalan ia kejar-kejaran dengan temanya, ku
tanya mengapa katanya reputasi sekolah biar lebih layak.
Ada kebanggaan bagi mereka, namun ada juga tangisan
bagi orang tua dan sebagian orang-orang.
Di selatan aku lihat mereka memakai baju bebas, namun
warna-warni almamater berlabel perguruan tinggi menyemat didada mereka
Kulihat mereka banyak orasi dihari-hari besar, mereka
berdemonstrasi, bakar ban di tengah jalan
Kutanya mengapa katanya ini untuk pendidikan, katanya
ini untuk buruh dan macam macam jawaban yang bisa diterka
Namun, saat kembali ketempat akademiknya ia senatiasa
cium tangan pada petinggi-petingginya, tapi dibelakang mereka bilang itu sialan
Ditengah arah aku lihat, mereka berdasi rapi, sepatu fladeo
Kunjungan sana-sini, berikan sambutan, resmikan gedung
ini dan itu
Mereka sibuk rumuskan undang-undang, dari aras mikro
hingga aras makro
Dengan buru-buru mereka tinggalkan tempat, katanya ada
pekerjaan yang menunggu
Selamat Hardiknas 2017
Mantap jiwa
BalasHapus