Oleh
:-Wen.KC
Perguruan tinggi (Kampus)
merupakan sarana yang mulai dahulu dikenal sebagai wadah para generasi
pembaharu. Tapi sekarang rasa-rasanya hal tersebut telah menjadi cerita lama seolah
orang berbicara “Aku dulu pernah menjadi Mahasiswa”. Kini kampus hanyalah
tempat bagi kegiatan-kegiatan yang hanya memiliki esensi ringan tak mendalam.
Terlebih khususnya dalam suatu kegiatan penyambutan Mahasiswa Baru yang kini
dinamakan PKPT (Pengenalan Kehidupan Perguruan Tinggi) atau “sejenisnya”. Namun
disamping itu sebagai bentuk penyambutan mahasiswa baru juga ada kegiatan yang
dinamakan Ospek Jurusan (OSJUR).
Ospek sendiri merupakan
kependekan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus, dikampus kami
(Universitas Negeri Malang) OSJUR secara menyeluruh dilaksanakan disetiap
jurusan yang dimiliki oleh fakultas yang ada. Namun kini kata-kata “Ospek”
seolah menjadi momok bagi Mahasiswa terlebih oleh pihak Dekanat dan juga
bentuk-bentuk propaganda yang menentang keras kegiatan tersebut, entah siapa
yang bertanggung jawab atas propaganda itu.
Didalam tulisan ini tidak
membicarakan atau menyuarakan kebenaran tentang kegiatan ospek, karena pada
dasarnya suatu bentuk kegiatan apapun yang diselenggarakan oleh siapapun
memiliki asas dan aturan main sendiri yang terakumulasi dan sering disebut
dengan Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan , namun marilah kita bersama-sama
“menikmati” Ospek ini.
Menginggat beberapa tahun silam
dikampus tetangga ada sebuah musibah yang menimpa kawan Mahasiswa Baru ia
meninggal saat mengikuti kegiatan opek yang diselenggarakan oleh organisasi
himpunan Mahasiswa (HIMA) dan beritanya menyebar luas diberbagai media
Nasional. Disebutkan bahwasanya kegiatan ospek telah merenggut nyawa manusia
dan ketua dalam kegiatan tersebut diberhentikan (Droop Out ) dari kampusnya tanpa keterangan saksi yang jelas.
Karena pemberitaan itu kini ospek seakan menjadi kecemasan dan diharamkan dalam
kegiatan penyambutan Mahasiswa Baru(MABA). Bahkan hingga berganti nama kegiatan
atas dalih Penyambutan MABA.
Sangat lucu ketika hal itu
dijadikan dasar untuk tidak diaksanakanya ospek, dan menggelitiknya lagi
kegiatan itu di Bendung dan di Tedheng aleng-alengi oleh pihak
dekanat/pejabat jurusan terkait. Jadi timbul pertanyaan “Kematian Seorang MABA
itu karena ospek atau karena Tuhan sudah menggariskan ajalnaya ?”. padahal kita
pastinya yang pernah merasakan kegiatan ospek dan telah tercover oleh pihak Penyelenggara (HMJ/HIMA) sangat menjadi sarana
penting bagi kita untuk benar-benar mengenal karakter seorang Mahasiswa
sesungguhnya dan benar-benar mengerti aturan main bagaimana menjadi seorang
Mahasiswa, karena yang telah kita alami dalam ospek, tak mungkin kita tidak
diperkenalkan dengan cultur Kampus
dan jurusan.
Seperti yang tertulis diatas tadi,
tidak membenarkan ospek akan tetapi marilah kita sadari bersama bahwa ospek itu
penting kawan !!!, mengapa demikian ? tak semua kegiatan memiliki pesan-pesan
yang harfiah maupun moral secara eksplisit
namun juga implisit dan
diadakanya suatu kegiatan yang dinamakan ospek pasti memiliki suatu tujuan
positif. sedikit mengutip kalimat yang ditulis oleh Multatuli yang dimuat dalam
Eko Prasetyo “Bangkitlah Gerakan Mahasiswa”:112 “Kita bersuka cita bukan karena
padi yang kita potong, namun bersuka cita dalam padi yang kita tanam” maka teruslah
bergerak dan maju. “Ospek itu perploncoan,Ospek itu pembodohan,Ospek itu
penyiksaan” That is Bullshit, that is Nonsent.
Selamat
Datang Pemuda/Pemudi Pembaharu,Mengertilah Tirarnimu !!, mengertilah Tirani
Kampusmu !!,Mengertilah Tirani Fakultasmu !!, Mengertilah Tirani Jururasnmu !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar