Sumber gambar: Google
Paimin ...
Bangun pukul
tujuh, ia tergesa berangkat sekolah
Berlari bak
angin tak peduli ranjau berbisa
Sampai dikelas,
malang nasib mu. Tuanmu masih jemur buku basah
Padahal kau
sudah siap dengan pemikiranmu tentang pendidikan anak bangsa
Paimin...
Kau dulu penuh
angan dan bayang kalau sekolah dikota itu enak
AC dingin, teman
yang tidak kolot, tenaga pendidik profesional, biaya terjangkau
Sekarang,
Rasakan ! kau kena angan-angan surga, harimaumu jinak
Tak seindah
bayangmu dulu
Paimin ...
Kau nampak
begitu gembira menuai ilmu padi dikota
Semua ini tak
disangka oleh siapapun kalau kau merantau kesini
Benar apa kata
ibu, kau cerdas sebagai pujangga
Dasar kau...
anak bangsa pemberani
Paimin...
Kau mulai
bersuara dipanggung-panggung diskusi
Kau baca buku dari
bulan purnama samar hingga terbit fajar
Kau bantah
argumen-argumen yang tak layak dikaji
Kau baca
kebijakan-kebijakan Tuanmu, dengan jiwa yang berkobar
Paimin
Selamat nak...
Kau lulus dari
hasil buaian tenga pendidik bintang lima
Kau lulus dari
hasil buaian Ruang kelas sejuk dengan ubin retak
Kau menjadi
generasi bangsa yang sangat berkharisma
Kau lulus dari batas-batas
layak
Kota dingin, 2 Rajab 1438 Hijriyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar