Rabu, 29 Maret 2017

Ruang Kelas Paimin



 
Sumber gambar: Google


Paimin ...
Bangun pukul tujuh, ia tergesa berangkat sekolah
Berlari bak angin tak peduli ranjau berbisa
Sampai dikelas, malang nasib mu. Tuanmu masih jemur buku basah
Padahal kau sudah siap dengan pemikiranmu tentang pendidikan anak bangsa

Paimin...
Kau dulu penuh angan dan bayang kalau sekolah dikota itu enak
AC dingin, teman yang tidak kolot, tenaga pendidik profesional, biaya terjangkau
Sekarang, Rasakan ! kau kena angan-angan surga, harimaumu jinak
Tak seindah bayangmu dulu

Paimin ...
Kau nampak begitu gembira menuai ilmu padi dikota
Semua ini tak disangka oleh siapapun kalau kau merantau kesini
Benar apa kata ibu, kau cerdas sebagai pujangga
Dasar kau... anak bangsa pemberani


Paimin...
Kau mulai bersuara dipanggung-panggung diskusi
Kau baca buku dari bulan purnama samar  hingga terbit fajar
Kau bantah argumen-argumen yang tak layak dikaji
Kau baca kebijakan-kebijakan Tuanmu, dengan jiwa yang berkobar



Paimin
Selamat nak...
Kau lulus dari hasil buaian tenga pendidik bintang lima
Kau lulus dari hasil buaian Ruang kelas sejuk dengan ubin retak
Kau menjadi generasi bangsa yang sangat berkharisma
Kau lulus dari batas-batas layak



Kota dingin, 2 Rajab 1438 Hijriyah